Friday 31 July 2009

Setelah Hujan Reda

Pagi ini hujan tak juga reda hingga siang menerjang,
Awan masih belum berkemas hingga petang.

Alam nampak berbeda setelah hujan reda
Sore tadi alam barat dan timur begitu mempesona
Begitu anggun serasa Damai,

Setelah hujan reda, setelah awan mulai turun perlahan dari selimutnya.
Alam barat memasangkan sepasang wajah berpasangan yang nampak indah,
Damai antara Merapi dan Merbabu begitu sempurna...

dan setelahnya di alam timur dengan tenang
Laksana raja menopang bahagia anak alam
Lawu yang begitu gagah merdu oleh selimut awan yang mulai turun berkemas,

bersiap, mengantarnya pada petang, setelah berminggu minggu tenang dibalik awan.

Hari ini setelah dari persembunyiannya ia datang dengan tenang, setelah hujan reda.

Biru, alam barat dan timur begitu tegar seakan congkak pada semangat yang tak luruh sekalipun awan mereka-reka.

Begitu indah alam menjawab resahmu tanpa ragu sedikitpun,
Menyuguhkanmu kekuatan yang indah atas birunya setelah hujan reda!

dan ketika lelah ingatlah mereka yang menawarkanmu semangat.

Biru setelah mendung, biru setelah hujan.
Dan indah setelah hujan reda.

Begitu pula dengan sasana hati yang kau genggam..

Bersemangatlah dan biru laksana alam setelah hujan reda!
Dengar pintaku yang sederhana ini,

Biru setelah hujan reda, indah setelah seharian hujan, bersemangatlah karna indah pula jalan yang kau pilih kelak.

12 Mei 2009

Cinta Dibelakang Pabrik Gula

Bangunan tua peninggalan Belanda itu masih berasap.
Berdiri kokoh seperti sebuah benteng

Dibelakang Pabrik gula itu ada dua insan yang bermain dengan cinta
Mungkin,
Aroma tebu masak yang hendak dijadikan gula itu menggantikan aroma
parfum Perancis yang terkenal itu.

Bunyi-bunyian mesin yang meraung rupanya menggantikan alunan musik
romantis yang biasa terdapat di restaurant khas

Eropa.

Asap tebal bagi mereka adalah cincin cinta.

Cinta di belakang pabrik gula
Bagi mereka itu tempat paling romantis
Lebih indah daripada cafe, restaurant khas Eropa, atau bahkan taman kota.

Begitulah mereka menjadikan pabrik gula itu tempat bercinta,
tak ingin kalah dengan menir-menir yang menghabiskan cinta di

tempat mahal.
Dengan borjuis berduit

Entah, Cinta itu tumbuh subur disana,
lebih manis dari gula hasil pabrik itu!
20 juli 2007

selalu ada tempat bercinta yang manis didunia ini

Sunday 5 July 2009

CERITA

Hari ini aku bercerita, Tentang Cinta.
Tentang cara yang aku punya untuk mencintainya

Seruni bunga cintaku, pedang yang ku sandang akan ku pakai untuk bercerita,
tentang bagaimana aku menjaga cintamu dengan pangeran yang di pertuan Semesta dari lara dan cinta asing!


Pedang ini punya cerita, hati ini punya cinta.

Dan hidup ini bercerita.

Sunday 8 February 2009

AKU LELAH MENANTI KABAR


Hari ini aku telah lelah menanti kabar…

Kau yang ku tunggu tak juga berkabar dan hanya bersembunti dibalik gelap awan,

aku telah lelah menanti kabar

Saturday 24 January 2009

Cinta Di Belakang Pabrik Gula

Bangunan tua peninggalan Belanda itu masih berasap.
Berdiri kokoh seperti sebuah benteng

Dibelakang Pabrik gula itu ada dua insan yang bermain dengan cinta
Mungkin,
Aroma tebu masak yang hendak dijadikan gula itu menggantikan aroma
parfum Perancis yang terkenal itu.
Bunyi-bunyian mesin yang meraung rupanya menggantikan alunan musik
romantis yang biasa terdapat di restaurant khas Eropa.
Asap tebal bagi mereka adalah cincin cinta.

Cinta di belakang pabrik gula
Bagi mereka itu tempat paling romantis
Lebih indah daripada cafe, restaurant khas Eropa, atau bahkan taman kota.

Begitulah mereka menjadikan pabrik gula itu tempat bercinta,
tak ingin kalah dengan menir-menir yang menghabiskan cinta di
tempat mahal.
Atau...
Dengan borjuis berduit

Entah, Cinta itu tumbuh subur disana,
lebih manis dari gula hasil pabrik itu!
20 juli 2007
selalu ada tempat bercinta yang manis didunia ini

Friday 9 January 2009

HUJAN TAK JUGA REDA

Hari ini setelah tengah hari hampir lewat hujan turun begitu sempurna
Hingga lara ini padam begitu saja dalam deras air
Mengalir bersama rintihan air

Dan segera setelahnya aku berkirim kabar lewatnya...

Ku kabarkan kepada seluruh dunia bahwa ternyata aku tak mampu membohongi jiwaku yang lara,
begitu pula hatiku yang tengah berpegang pada kemenangan sesaat,
yang begitu menyesatkan.

Aku kabarkan lagi pada dunia, jika
ternyata separuh hatiku masih menunggu kabar darinya...
sekalipun layu bunga mendampingiku disetiap waktu
dan selalu saja seruni mekar dengan suburnya di padang datar,
diantara istana pangeran yang dipertuan semesta dan masih dalam krendahan hatiku untuk mengaguminya meski bukan untuk memetiknya.

Sore ini hujan masih juga belum reda,
rintik gerimis mengundangku dalam ingatan yang begitu pekat nan indah,
ketika itu dalam memoriku yang tajam terlantun alur yang begitu sempurna.
Seketika saat aku mengenang betapa leganya aku mengatakan rasa ini tanpa takut pada pangeran,
dan tanpa lewat angin, hujan dan seketika setelahnya alam bersorak sorai.
Begitu damainya hati ini tatkala hujan menyejukkanku dalam ingatan bahwa pengelana ini mngagumi Seruni.

Tak bisa ku elakkan lagi atas rasa yang begitu sempurna.
petang ini pun hujan tak juga reda sementara indu ini lirih berkawan pada rasa yang hampir terendap dalam peraduanku
Dan menjadi sangat sempurna ketika hujan menghangatkan tubuhku dalam kepelikan yang membekapku dalam sunyi sepi malam ini.
Jum'at 9 januari 2009
Sesuatu yang tak bisa ku bohongi adalah
hatiku sendiri.
Maafkan aku Seruni, maaf atas rasa yang tak juga lekang.